Beranda Nikel Sekum APNI Tekankan Pentingnya Pengelolaan Ampas Bijih Nikel

Sekum APNI Tekankan Pentingnya Pengelolaan Ampas Bijih Nikel

1811
0

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum (Sekum) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, menegaskan pentingnya pengelolaan ampas bijih nikel (slag) pada webinar “ESG Requirements for Nickel and Cobalt Producers”, Kamis (18/4/2024) pukul 15:00–17.00 WIB.

Meidy mengatakan, hilirisasi nikel di Indonesia dapat dikatakan berhasil. Penyetopan ekspor bijih nikel membuat Indonesia membangun smelter yang menyebabkan nikel memiliki nilai tambah untuk produk setengah jadi (intermediate product).

Hilirisasi juga menambah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan royalti bertambah 125% pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022. Total PNBP dan royalti dari nikel pada tahun 2023 adalah 13.955.478.139.124.

Penerimaan PNBP juga diperkirakan bertambah seiring adanya Sistem Informasi Mineral dan Batubara (Simbara) untuk nikel. Investasi nikel juga naik 32% pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022. Total investasi nikel pada tahun 2023 adalah US$539,63 miliar.

Namun, dilansir dari presentasi Meidy, ada tiga hal yang perlu diperhatikan terkait risiko jangka panjang penambangan nikel, yaitu konservasi limonit, pembuangan limbah, dan jejak emisi karbon.

Konsumen nikel khawatir pada pembuangan limbah yang masih berkorelasi dengan enviroment, social, and governance (ESG). Pada tahun lalu, diperkirakan Indonesia memproduksi 60 juta ton ampas bijih nikel. 

Lanjut Meidy, beberapa pembuangan limbah ampas bijih nikel seperti tailings dam, deep sea tailings, dan dry stacking memiliki beberapa risiko tersendiri. Dry stacking misalnya, memiliki ongkos produksi yang besar dan masalah lingkungan, serta polusi udara. Kita harus mencari cara untuk meminimalisir risiko-risiko tersebut. 

“Tidak ada masa depan tanpa pertambangan dan tidak ada pertambangan tanpa peduli dengan masa depan,” pungkas Meidy menutup presentasinya.

Acara webinar tersebut diadakan Nickel Institute bekerja sama dengan Cobalt Institute. Selain Meidy, acara tersebut turut dihadiri pembicara dari Kemenko Marves, Copper Mark, ResponsibleSteel™, Global Battery Alliance, dan Cobalt Institute. (Aninda)