Beranda Nikel Angin Segar Kenaikan Harga Nikel April 2024, Naik US$1.402,85/dmt

Angin Segar Kenaikan Harga Nikel April 2024, Naik US$1.402,85/dmt

14377
0
HMA April 2024.
HMA April 2024. Dok: APNI.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) baru saja merilis Harga Mineral Acuan (HMA) bijih nikel kadar tinggi (saprolit) dan bijih nikel kadar rendah (limonit) untuk April 2024.

Berdasarkan rilis tersebut, HMA nikel sebesar US$17.424,52 per dry metric ton (dmt). HMA tersebut lebih tinggi dibanding Maret yang hanya sebesar US$16.021,67/dmt. HMA nikel naik sebesar US$1.402,85/dmt.

Kabar ini agaknya merupakan kabar baik bagi pelaku usaha tambang nikel karena pada bulan lalu, HMA nikel turun US$ 129,33/dmt dari US$16.151,00/dmt menjadi US$16.021,67/dmt.

Adapun nikel kadar 1,60% dan Corrective Factor (CF) 17%, Moisture Content (MC) 30% (FOB) sebesar US$33,18 per wmt, dan MC 35% (FOB) sebesar US$30,81 wmt.

Nikel kadar 1,70% dan CF 18%, MC 30% (FOB) sebesar US$37,32 per wmt, dan MC 35% (FOB) sebesar US$34,66 wmt. Nikel kadar 1,80% dan CF 19%, MC 30% (FOB) sebesar US$41,71 per wmt, dan MC 35% (FOB) sebesar US$38,73 wmt. 

Nikel kadar 1,90% dan CF 20%, MC 30% (FOB) sebesar US$46,35 per wmt, dan MC 35% (FOB) sebesar US$43,04 wmt. Nikel kadar 2,00% dan CF 21%, MC 30% (FOB) sebesar US$51,23 per wmt, dan MC 35% (FOB) sebesar US$47,57 wmt. 

“Secara umum, kenaikan HMA nikel dapat dianggap sebagai sesuatu yang positif. Seperti yang saya sampaikan pada webinar minggu lalu, akan ada tren positif kenaikan harga dalam bulan ini walaupun tidak terlalu signifikan,” tutur Sekretaris Umum (Sekum) APNI, Meidy Katrin Lengkey, kepada nikel.co.id.

Lanjut Meidy, hal ini menandakan adanya peningkatan permintaan terhadap nikel dan potensi keuntungan yang lebih tinggi bagi produsen dan eksportir nikel. Namun, dampaknya dapat berbeda-beda bagi berbagai pihak tergantung pada posisi mereka di dalam rantai pasok nikel.

“Faktor utama yang menyebabkan kenaikan HMA adalah peningkatan permintaan dari industri pengolahan logam dan baterai, terutama baterai mobil listrik. Permintaan nikel untuk produksi baterai mobil listrik diyakini akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan, sehingga hal ini mendorong kenaikan harga nikel,” kata wanita kelahiran 21 April ini.

Pemerintah, sambungnya, turut berperan dalam kenaikan HMA dengan kebijakan dan inisiatif untuk mendorong penggunaan energi bersih, seperti kendaraan ramah lingkungan dan sumber energi terbarukan, yang membutuhkan nikel. Selain itu, perkembangan teknologi baru dalam industri baterai juga menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga.

“Kenaikan harga nikel ini dapat dianggap sebagai angin segar bagi pelaku pertambangan nikel karena harga nikel beberapa bulan ini cenderung turun,” ungkapnya. Namun, menurutnya, perlu diperhatikan bahwa fluktuasi harga merupakan hal yang biasa dalam pasar komoditas dan perlu diwaspadai dampak potensialnya terhadap kegiatan bisnis.

Adapun terkait kenaikan harga ini, dirinya tidak bisa memprediksi dengan pasti berapa lama kenaikan harga nikel akan terjadi.

“Faktor-faktor eksternal, seperti perkembangan industri pengolahan logam dan baterai serta kebijakan energi bersih, dapat berpengaruh pada permintaan dan harga. Selain itu, pasokan nikel dari produsen utama seperti Indonesia dan Filipina juga dapat mempengaruhi perkembangan harga di masa depan,” pungkasnya. (Aninda)