NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan, capaian investasi tahun 2023 sebesar Rp1.407 triliun dengan penanaman modal asing (PMA) sebesar 52,4% dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar 47,6% plus pencipataan lapangan kerja sebanyak 1.823.543 orang.
“Ke depan, pada 2024, BKPM menargetkan capaian investasi sebesar Rp1.650 triliun sebagai syarat pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5%. Kami berani melakukan formulasi target investasi kita Rp1.650 bisa tercapai dengan melihat perkembangan catatannya dengan melihat perkembangan ekonomi global,” kata Bahli dalam konferensi pers Prospek Investasi Pasca Pemilu 2024 di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Senin (18/3/2024).
Menurutnya, untuk target PMA kedepan masih tetap minimum di angka 52%, meski ekonomi global belum pulih secara total, dan geopolitik saat ini masih belum stabil karena perang di Timur Tengah (Israel vs Palestina) dan Rusia vs Ukraina serta banyak negara mengalami resesi yang akan menjadi kendala atau tantangan yang harus dihadapi ke depannya.
Langkah kedua, Indonesia sedang mencanangkan hilirisasi secara baik dan terukur, terutama pada sektor pengembangan komoditas pertambangan, minyak dan gas bumi (migas). Ini yang akan terus dilakukan pemerintah karena masih sebagai sektor primadona.
“Karena ini adalah cara untuk meningkatkan pendapatan per kapita kita yang sekarang kurang lebih US$5.300,” tuturnya.
Untuk target pendapatan per kapita tahun 2024 ini, dia menjelaskan, akan mampu mencapai kurang lebih US$5.500 – US$6.000 agar di tahun 2030 dan 2035 menuju Indonesia Emas pendapatan masyarakat Indonesia bisa mencapai US$10.000 per kapita. Selain itu, yang menjadi fokus pemerintah saat ini dan kedepan yang pertama adalah hilirisasi disektor pertambangan.
“Hilirisasi sektor pertambangan, yaitu nikel, bauksit, timah, tembaga, emas. Dan, untuk hilirisasi minyak dan gas kita akan mengelola gas menjadi pupuk, gas menjadi LPG, gas menjadi metanol dan gas menjadi etanol,” jelasnya.
Bahlil memaparkan, investasi yang mangkrak dari Rp708 triliun sekarang sudah terealisasi sekitar Rp600 triliun dan sisanya sudah tidak bisa lagi diperbaiki karena berbagai perusahaan yang ada mengalami kesulitan internal.
Dalam perkembangannya, ada beberapa perusahaa yang mengalami kemajuan seperti PT Lotte Chemical Titan Nusantara di Cilegon, Banten yang sebelumnya masuk kategori investasi mangkrak kini sudah berjalan dan telah mencapai 85%.
“Dan diperkirakan tahun ini akan berproduksi, itu petrokimia di Cilegon dan beberapa investasi lainnya,” papanrya.
Dia juga membeberkan, investasi pabrik semen sebesar Rp14 triliun PT HongShi Holding Group asal China di Kalimanta Timur sudah selesai dan akan memproduksi sebesar 80% per tahun untuk diekspor ke luar negeri. Termasuk pabrik smelter PT Freeport Indonesia, Gersik, Jawa Timur akan selesai pada tahun 2024.
“Ini terkait dengan 3 juta konsentrat dan ini juga berkaitan dengan kepastian proses perpanjangan produksi PTFI di Indonesia,” bebernya. (Shiddiq)