NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan Tambang Nikel asal Amerika Serikat, PT Vale Indonesia Tbk (kode emiten:INCO) berhasil meraih laba bersih sebesar Rp4,2 triliun di tahun 2023 yang dihasilkan dari penjualan nikel ke entitas perseroan.
Hal ini sebagaimana dikutip laman IDXChannel dalam Session Clossing tema INCO bukukan Laba Rp4,2 Triliun di 2023, pada Senin, (12/2/2024) kemarin, yang menyatakan bahwa Vale Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar US$274,3 juta atau setara dengan Rp4,2 triliun di sepanjang 2023 lalu.
Perusahaan tambang nikel ini sedang melakukan negosiasi dengan Pemerintah Indonesia untuk memperpanjang Kontrak Karya (KK) yang akan berakhir 28 Desember 2025 nanti. Terakhir Vale Indonesia melakukan perpanjangan kontrak ke pemerintah pada Januari 1996. Syarat utama yang harus dipenuhi Vale Indonesia setidaknya harus melepas sahamnya sebesar 11% dan bahkan hingga 14% yang diminta oleh pemerintah untuk perpanjangan kali ini. Negosiasi perpanjangan KK Vale Indonesia masih terus berlangsung hingga Februari detik ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi Vale kalau ingin memperpanjang KK operasionalnya di Indonesia. Diantaranya Mining Industry Indonesia (Mind Id) harus menjadi pemegang saham mayoritas, pemegang kendali manajemen untuk komisaris dan direksi.
“Nanti ada board management, prinsipnya nanti Dirut dan Komut dari pemegang yang terbesar,” kata Menteri Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (10/11/2023).
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020, badan usaha izin usaha yang sahamnya dimiliki asing wajib divestasi saham sebesar 51%.
Sementara, dalam realisasi laba Vale Indonesia 2023 ini, mengalami pertumbuhan sebesar 36,89% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dibanding akhir 2022 yang mencapai US$200,4 juta.
Dalam laporan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan Vale Indonesia pada Minggu, (11/2/2024), Vale Indonesia menyampaikan bahwa laba per saham mengalami pertumbuhan hingga mencapai US$0,027 per saham dari sebelumnya di kisaran US$0,02 per saham.
Kinerja perusahaan ini berlangsung seiring dengan pertumbuhan pendapatan yang mencapai 4,47% secara YoY yang mencapai sebesar US$1,23 miliar atau setara dengan Rp19,01 triliun.
Seluruh pendapatan Vale Indonesia diungkapkan berasal dari penjualan nikel matte ke entitas perseroan, yaitu PT Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining.
Kemudian, dari sisi Balance Sheet disebutkan bahwa jumlah aset INCO pada akhir 2023 mengalami kenaikan 10,07% secara YoY menjadi US$2,92 miliar. Sedangkan untuk total kewajiban utang atau liabilitas itu mengalami peningkatan sebesar 19,16% atau mencapai US$361,46 juta.
Sementara untuk ekuitas juga mengalami pertumbuhan sebesar 8,9% secara YoY berada di level US$2,56 miliar. Selanjutnya, dari sisi produksi sepanjang tahun lalu, Vale Indonesia pun berhasil memproduksi 70.728 metrik ton nikel matte atau naik sebesar 18% dibanding produksi pada tahun 2022 lalu yang hanya mencapai 60.090 ton nikel. (Shiddiq)