Beranda Berita Nasional Kemenko Marves: Pemerintah Jamin Keamanan Korban Kecelakaan di Kawasan IMIP

Kemenko Marves: Pemerintah Jamin Keamanan Korban Kecelakaan di Kawasan IMIP

3003
0

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Deputi Bidang Koordinasi dan Pertambangan Kementerian Koordinasi Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto, mengatakan pemerintah memberikan jaminan keamanan untuk para korban dengan baik dalam upaya penanganan korban kecelakaan kerja di Kawasan Industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

“Fokus kami adalah memastikan korban yang masih dirawat mendapatkan perawatan yang memadai, dengan dasar bahwa perusahaan memberikan perawatan sesuai penilaian dokter dan permintaan keluarga, sehingga mereka dapat pulih dan beraktivitas kembali,” kata Septian dalam pembahasan langkah-langkah penanganan korban kecelakaan kerja di kawasan industri IMIP di Media Center RSUD Morowali dalam keterangan pers yang diterima NIKEL.CO.ID, Kamis (4/1/2024).

Menurutnya, aparat kepolisian dan dinas tenaga kerja saat ini telah melakukan investigasi terhadap peristiwa itu dengan melakukan pemeriksaan terhadap lokasi dan bukti-bukti yang ada. 

“Kami tidak berspekulasi dan akan menunggu hasilnya. Penting untuk memastikan bahwa Standard Operating Procedure (SOP) dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dapat dilaksanakan dengan baik demi keamanan dan pencegahan kecelakaan di masa depan,” ujarnya.

Dia menegaskan, kepada pihak perusahaan untuk memberikan pelayanan perawatan dengan baik kepada korban, dan berharap komitmen tersebut terus diperhatikan untuk pemulihan yang optimal.

“Pastikan hak-hak korban meninggal diberikan dengan sepenuhnya, termasuk pemberian beasiswa kepada anak-anak yang ditinggalkan hingga kuliah. Sementara itu, untuk korban yang sedang dirawat, kami telah menyampaikan kepada perusahaan agar santunan atau kompensasinya sesuai dengan kebutuhan,” tegasnya.

Pj Bupati Morowali, Rachmansyah Ismail, menyampaikan bela sungkawanya kepada korban kecelakan kerja pada kawasan industri IMIP, sekaligus menyampaikan perkembangan data dan penanganan korban. Untuk data kecelakaan kerja di PT ITSS per tanggal 27 Desember Pukul 13.11 WITA.

“Dari total 59 orang korban, ada 19 orang meninggal dunia terdiri dari 11 TKI dan 8 TKA. 10 orang TKI sedang rawat jalan, 14 orang TKI Rawat di RSUD Morowali, 6 orang rawat di Klinik IMIP terdiri dari 3 TKA dan 3 TKI, 8 orang rujuk keluar terdiri dari 3 TKI ke Palopo dan 5 TKA ke Cina, dan perawatan sendiri 2 orang TKI,” kata Rachmansyah.

Menurutnya, terkait penanganan ini, Pemkab Morowali memberikan bantuan uang tunai senilai Rp167.500.000 yang diberikan kepada korban meninggal sebanyak Rp 77.500.000, sementara bantuan sedang dalam perawatan sebanyak Rp 90.000.000.

“Selain itu, Pemkab Morowali juga memberikan bantuan 12 unit Ambulans terdiri dari desa, Puskesmas dan Paguyuban sekitar TKP. Sementara 6 unit Ambulan dari PT IMIP, dan 4 unit dari Perusahaan lain,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, PT IMIP menegaskan bahwa tidak ada ancaman PHK terhadap karyawan yang mengedarkan video terkait ledakan tungku kecelakaan kerja tersebut. Harapannya, hasil investigasi dapat memberikan kejelasan lebih lanjut.

Sementara itu, Kapolres Morowali, AKBP Suprianto, S.I.K.,M.H mengungkapkan bahwa pihaknya telah menurunkan tim gabungan untuk berkolaborasi dalam mengidentifikasi TKP. Sejauh ini sudah ada 17 saksi untuk dimintai keterangan mengenai hal tersebut.

“Kemudian akan dilakukan pengumpulan data guna mendapatkan hasil kesimpulan Proses investigasi,” ungkap Suprianto.

Senada dengan Kapolres Morowali, Dandim 1311 Morowali, Letkol Inf Alzaki S.E., M.M., M.B.A., M.M.A.S juga menyampaikan imbauan kepada seluruh stakeholder untuk terus berkoordinasi dan berkolaborasi dalam menangani situasi saat ini.

“Kejadian ini merupakan uji dari SOP yang ada selama ini, serta implementasi dari Kebersamaan dari teamwork yang sudah terbentuk dari pimpinan stakeholder selama ini,” kata Alzaki.

Dia menambahkan, komunikasi dan koordinasi yang baik telah menghasilkan penanganan awal yang baik dari segala keterbatasan.

“Komunikasi dan koordinasi yang baik telah menghasilkan penanganan awal yang baik dan kekurangan yang ada di tengah musibah dan kecelakaan kerja ini,” pungkasnya. (Shiddiq)