Beranda Berita Nasional Harita Nilai ESG Berdampak Positif dan Investasi Jangka Panjang

Harita Nilai ESG Berdampak Positif dan Investasi Jangka Panjang

5919
0
Direktur HSE Harita Nickel Tonny H. Gultom, saat menerima ISO14001/45001 di Plataran Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2023). Dokumentasi MNI

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – PT Trimegah Bangun Persada Tbk., (TBP) atau Harita Nikel menilai bahwa penerapan Environment, Social and Governance (ESG) memberikan dampak positif dan kemudahan dalam bisnis usaha pertambangan nikel yang merupakan investasi jangka panjang.

Hal ini disampaikan oleh Director of HSE (Health, Safety and Environment) Harita Nickel, Tonny H. Gultom ketika diwawancarai dengan Tim MNI/nikel.co.id, disela-sela acara gathering Harita Nikel dengan rekan-rekan wartawan di Plataran Senayan, Jakarta Selatan  pada Rabu, (13/12/2023).

“Kalau dampak positif terhadap penerapan HSE, K3 dengan adanya sertifikasi ISO14001/45001 ini, imbas dari nikel itu sendiri pendapatan dan kemudahan yang didapat itu bagaimana?” tanya tim MNI/nikel.co.id kepada Tonny H. Gultom.

Menurutnya, kalau berbicara tentang bisnis tidak lepas hanya tentang produksi saja melainkan harus diikutsertakan mengenai ESG. “Dari mulai environmental, social, governance-nya bagaimana. Ketiga itu kalau kita hitungannya cost. Tapi yang ketiga ini kita menghitungnya sebagai investasi. Jadi kita tidak menghitungnya sebagai cost tapi sebagai investasi, bagian dari tanggung jawab,” jawab Tonny sambil berbincang santai.

Dia menambahkan, perusahaan pertambangan nikel kalau mau mudah dan lancar dalam berbisnis penjualan ekspor komoditas nikel maka harus memenuhi syarat internasional.

“Kalau produksinya mau bagus, produksinya mau lancar, buyer-nya happy, ESG-nya harus ikut,” tambahnya dengan optimis.

Ia menegaskan, untuk Harita Nickel sudah jelas dalam pelaksanaan operasi perusahaan harus memenuhi standar nasional maupun internasional sehingga memiliki nilai dan kualitas yang terbaik dalam pengelolaan dan hasil produksinya.

“Jadi komitmen kami itu jelas, komitmen kami itu produksi sejalan dengan ESG. Kalau kita mau produksinya bagus ESG-nya juga harus bagus,” tegasnya.

Tim MNI/nikel.co.id pun menanyakan kembali, dari dampak positif itu seberapa besar yang didapat oleh Harita Nickel. “Peningkatannya itu seberapa besar?” cecarnya.

Tonny memaparkan, kalau berkaitan dengan nilai harga yang didapat oleh perusahaan tambang yang tidak menerapkan ESG atau tidak jelas penerapan ESG-nya dengan yang jelas dalam penerapan ESG maka tentu akan berbeda.

“Ini harga nikel dengan perusahaan yang tidak jelas ESG-nya saat ini, pasti buyer mereka akan menjauh dari sana,” paparnya.

Dia menjelaskan mengenai penerapan ESG dengan mencontohkan,  seperti perusahaan Mercedes Benz. Mercedes Benz memberikan auditor ke pabrik baterai hingga menelusuri ke pabrik katode, prekursor, sampai Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Dari situ auditor menelusuri tambang dari hulu hingga hilir sampai pada komponen produk baterai tersebut.

“Ibarat seperti kita main permainan ular tangga, ke atas diurut semua. Begitu juga dengan standar ESG itu diikuti tidak? Karena kedepannya Mercedez Bens produknya adalah mobil kendaraan listrik, dan kita bisa melihat sumber komponennya dari mana didapatkan. Seperti ada emisi, darimana asalnya dan berapa besar jumlahnya? Sehigga sepanjang emisi ada kita bisa pertanggungjawabkan  maka mereka bisa terima,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menguraikan, contohnya seperti nilai emisi yang dikeluarkan seberapa banyak, ada perhitungannya tidak, dan perhitungan emisi itu berdasarkan skala dunia dengan jenis emisi yang sama. Lalu ditentukan besaran emisi itu dari produk yang sama lebih besar atau kecil. Kalau lebih besar emisinya maka perusahaan akan membuat produk baru yang lebih kecil emisinya.

“Jadi kita saat ini tidak bicara pada harga, trendnya ke depan ke situ. Saat ini mereka seperti itu, pokoknya kalau dia tidak bisa melampirkan sertifikasi, tidak bisa melampirkan perilaku terhadap laporan sustainability, mereka copy paste. Kenapa kita bisa buktikan, sampai saat ini buyer kami ngantri, kami tidak kekurangan buyer, dan  mereka mau membeli produk kami,” lanjutnya.

Tonny menegaskan, Harita Nickel memiliki kualitas ESG yang baik, selain kualitas ESG juga memiliki kualitas produksi di atas rata-rata. Harita memang bukan perusahaan yang paling besar di Indonesia namun memiliki prestasi sendiri yang berbeda dengan perusahaan besar lainnya.

“Bedanya kami perusahaan Indonesia yang mayoritasnya dari Indonesia dan pioneer (bagi produksi komoditas nikel sulfat dan MHP). Itu saja kelebihannya,” pungkasnya. (Shiddiq)