Shanghai, NIKEL.CO.lD– Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, memberikan paparan pada acara Fastmarkets China Battery Raw Materials Conference 2023 yang berlangsung pada 6-7 Desember 2023.
Meidy memberikan paparan dengan judul Fireside Chat: Overview Outlook of Indonesian Nickel pada tanggal 7 Desember 2023. Dia memberikan paparan dimoderatori oleh Oliver Mason dari Fastmarkets. Dalam paparan singkat tersebut, Meidy mengatakan bahwa produksi nikel saat ini sedang oversupply.
“Harga nikel saat ini turun disebabkan oversupply. Kita membutuhkan moratorium pembangunan smelter nikel baru untuk smelter kategori RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace-red). Khususnya yang menghasilkan produk olahan nikel kelas II berupa Feronikel (FeNi-red) dan NPI (Nickel Pig Iron-red)”, tutur Meidy.
Adapun terkait hilirisasi, Meidy mengatakan bahwa langkah pemerintah sudah cukup mendukung hilirisasi. Namun, dia menyampaikan kekhawatirannya terkait pemerintahan yang baru.
“Kita akan melaksanakan Pemilu pada tahun 2024. Akan ada presiden baru yang terpilih, pemerintahan baru, regulasi baru”, tuturnya. Namun, diharapkan pemerintahan yang baru akan mendukung program hilirasisasi nikel dan mineral lainnya.
“Indonesia memiliki 47 mineral kritis. Tidak hanya terkait nikel, namun juga 46 mineral kritis lainnya. Bagaimana dengan 46 mineral kritis lainnya?”, dia menuturkan.
Acara yang berlangsung selama dua hari ini diadakan di Pudong Shangri-La Hotel, Shanghai, Cina. Acara ini juga menampilkan pembicara dari Indonesia lainnya, yaitu Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi dan Pertambangan Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Acara ini juga menampilkan pembicara lainnya, yaitu Executive Vice Chairman Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd, George Q. Fang, Partner McKinsey Center for Future Mobility China, Ting Wu,Managing Director Electrios and Head of strategy, Green Li-ion, Singapore, Cormac O’Laoire, Head of Battery Raw Materials Fastmarkets, Paul Lusty, dan Director of Low Carbon Development Centre China EV100, Zeng Weiliang. (Aninda)
