Beranda Korporasi MDKA Dapat Rating A dari MSCI Dalam Penerapan ESG

MDKA Dapat Rating A dari MSCI Dalam Penerapan ESG

4810
0
Foto Istimewa

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mendapatkan peringkat A dalam kategori Peringkat Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (Environment, Social and Governance) dari lembaga pemeringkatan atau rating internasional MSCI Inc. (MSCI) per Oktober 2023.

Hal ini seperti dikutip laman merdekacoppergold.com yang menyampaikan pengumuman atas peningkatan peringkat A dalam penerapan ESG oleh Merdeka menjadikannya sebagai perusahaan logam dan pertambangan Indonesia dengan peringkat tertinggi.

Menurut Perusahaan Merdeka itu sendiri, peningkatan ini menunjukkan komitmennya untuk beroperasi secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian, lingkungan, masyarakat, dan komunitas lokal.

“Fokus Merdeka yang berkelanjutan pada standar ESG yang tinggi selaras dengan upaya pemerintah Indonesia untuk mendorong perusahaan-perusahaan Indonesia menerapkan praktik pengelolaan ESG yang lebih tinggi guna mendukung masa depan yang berkelanjutan bagi industri pertambangan dalam negeri,” katanya.

Perlu diketahui, peringkat MSCI ESG ini berdasarkan penilaian dari para konstituen MSCI All Country World Index (ACWI). MSCI ACWI adalah indeks ekuitas yang melacak sekitar 85% dari seluruh dunia ekuitas yang dapat diinvestasikan secara global dengan kapitalisasi pasar gabungan lebih dari US$70 triliun, di 23 pasar maju dan 24 pasar berkembang.

Merdeka menjelaskan bahwa pemeringkatan ESG MSCI memainkan peran penting dalam memfasilitasi integrasi pertimbangan ESG di antara perusahaan multinasional.

“Memungkinkan terciptanya portofolio yang kuat dan membantu investor institusi dengan lancar memasukkan prinsip-prinsip ESG ke dalam strategi mereka,” jelasnya.

Merdeka sendiri dikenal sebagai perusahaan pertambangan Indonesia kelas dunia yang bergerak dalam aktivitas penambangan dan pengolahan emas, perak, tembaga dan nikel. Merdeka memiliki aset utama diantaranya, Proyek Emas Pani, Proyek Tembaga Tujuh Bukit, PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA), Tambang Emas Tujuh Bukit dan Tambang Tembaga/Pirit Wetar.

Adapun terkait dengan pertambangan Nikel, dalam Portofolio MBMA mencakup salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia yang mengandung sekitar 13,8 juta ton nikel dan 1,0 juta ton kobalt, tiga pabrik peleburan RKEF yang beroperasi dengan total kapasitas sebesar 88.000 ton nikel dalam NPI per tahun, konversi nikel matte bermutu tinggi fasilitas yang berlokasi di IMIP dengan produksi tahunan rata-rata 50.000 ton nikel dalam nikel matte.

Kemudian Proyek Asam Besi Logam (AIM) yang akan menghasilkan asam dan uap untuk digunakan di pabrik pelindian asam bertekanan tinggi (HPAL), sebagai tambahan untuk memproduksi logam lain seperti tembaga, emas dan besi. MBMA juga mengembangkan kemampuan pemrosesan HPAL yang substansial di beberapa perusahaan patungan di Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP) dan IMIP.

Pemilik Merdeka dimiliki oleh pemegang saham terkemuka di Indonesia, yaitu Provident Capital, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk dan Grup Thohir yang memiliki rekam jejak luar biasa yang berhasil mengidentifikasi, membangun dan mengoperasikan beberapa perusahaan publik di Indonesia. (Shiddiq)