Beranda Nikel Kurt Cobb: Ekonomi Energi Bersih Tidak Lain adalah Ekonomi Energi Logam

Kurt Cobb: Ekonomi Energi Bersih Tidak Lain adalah Ekonomi Energi Logam

1764
0
Kurt Cobb (Foto: Istimewa)

NIKEL.CO.ID,5 OKTOBER 2023 – Perekonomian energi bersih sebenarnya hanyalah tentang perekonomian energi logam, yakni logam menjadi dasar produksi dan transisi energi. Ide bahwa perekonomian yang sedang berkembang saat ini lebih sedikit menggunakan sumber daya dibandingkan dengan perekonomian berbasis bahan bakar fosil sebenarnya hanya sebuah khayalan.

Hal tersebut diungkapkan Kurt Cobb, seorang penulis lepas dan konsultan komunikasi yang sering menulis tentang energi dan lingkungan, dalam sebuah artikelnya berjudul “The Metals Behind Our Clean Energy Future”, oilprice.com, edisi 2 Oktober 2023, yang mengutip pandangan kerabatnya mengenai green energy.

“Tentu saja, jangan percaya begitu saja. Badan Energi Internasioan (International Energy Agency/IEA) menerbitkan laporan yang berisi proyelsi kebutuhan ekenomi baru ini judul ‘The Role of Critical Minerals in Clean Energy Transitions’,” ujar Cobb.

Ia menjelaskan, laporan setebal 287 halaman itu berisi beberapa statistik yang menarik dan membeberkan berapa banyak logam yang dibutuhkan untuk memasok pembangunan infrastruktur energi bersih ini.

Menggunakan dua skenario, IEA mengestimasi bahwa peningkatan kebutuhan industri energi bersih, dengan contoh mineral-mineral yang terkait baterai, akan meledak pada 2040 dibanding dengan 2020, sebagai berikut.

  1. Litium  : meningkat 13 kali hinga 42 kali lipat;
  2. Grafit   : meningkat 8 hingga 25 kali lipat;
  3. Kobalt : meningkat 6 hingga 21 kali lipat;
  4. Nikel    : meningkat 6 hingga 19 kali lipat; dan
  5. Mangan: meningkat 3 hingga 8 kali lipat.

Permintaan yang terkait dengan energi terbarukan dan infrastrukturnya diproyeksikan akan meningkat untuk mineral-mineral berikut ini dalam dua skenario:

  1. Elemen-elemen tanah jarang (Rare earth elements/REE): meningkat 3,4 hingga 7,3 kali lipat. REE penting untuk motor listrik dan generator.
  2. Molibdenum: antara 2,2 hingga 2,9 kali lebih banyak. Molibdenum digunakan dalam tenaga surya dan angin karena kemampuannya untuk mentransmisikan listrik dengan baik.
  3. Tembaga: antara 1,7 hingga 2,7 kali lebih banyak. Tembaga, tentu saja, telah lama digunakan dalam motor dan kabel listrik.
  4. Silikon: antara 1,8 hingga 2,3 kali lipat. Silikon adalah semikonduktor yang banyak digunakan dalam panel surya. Silikon adalah elemen kedua paling melimpah di kerak bumi setelah oksigen, sehingga tersedia secara luas. Namun, dibutuhkan energi yang cukup besar dan proses multi-langkah untuk menghasilkan silikon dengan kemurnian yang cukup untuk semikonduktor dan aplikasi lainnya.

Daftar ini, tentu saja, tidak lengkap. Berikut adalah dua contoh lainnya. Agaknya, penggunaan aluminium akan berkembang untuk meringankan kendaraan baru sehingga mengurangi penggunaan energinya. Dan, perusahaan-perusahaan startup sedang mencoba untuk mendorong penggunaan serbuk besi sebagai bahan bakar yang dapat didaur ulang dan dibakar kembali.

Hal yang jarang dibahas, meningkatnya kebutuhan mineral-mineral tersebut konsekwensinya adalah harus ditemukan, dibangun, dikembangkan, dan dioperasikan tambang-tambang baru. Harus diingat bahwa belum tentu akan ditemukan cadangan dengan konsentrasi yang cukup untuk membenarkan pengembangan tambang untuk memasok sumber-sumber permintaan baru yang sangat besar ini.

Kemudian, ketika ditemukan cadangan yang layak secara ekonomi, maka pengembangan dan pengoperasiannya akan mengonsumsi bahan bakar cair dalam jumlah besar. Saat ini, hampir semua bahan bakar tersebut berasal dari minyak bumi dan sebagian kecil dari gas alam.

“Pembangunan tambang ini akan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan. Ditambah lagi, pemurnian logam-logam tersebut akan membutuhkan energi yang sangat besar untuk mencapai suhu tinggi yang dibutuhkan,” katanya mengingatkan.

Nanti, katanya melanjutkan, para penyokong pembangunan energi bersih akan mengatakan bahwa pada akhirnya bahan bakar baru yang tidak menimbulkan polusi akan menggantikan bahan bakar berbasis minyak bumi dan gas alam. Kata kuncinya di sini adalah “pada akhirnya”.

Sebuah laporan Bank Dunia memberikan grafik bagus berikut ini yang memetakan logam dengan penggunaannya dalam ekonomi energi bersih yang sedang berkembang. Hal ini memperjelas mengapa ekonomi energi bersih sebenarnya adalah ekonomi energi logam yang tidak akan sebersih yang dipikirkan banyak orang. (R)