Beranda Wawancara Penggunaan Nikel 1,5 Persen Smelter RKEF Dapat Perpanjang Umur Tambang

Penggunaan Nikel 1,5 Persen Smelter RKEF Dapat Perpanjang Umur Tambang

2245
0
Bijih nikel.Foto. Antam

NIKEL.CO.ID, 4 OKTOBER 2023 – Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, menyebutkan, untuk memperpanjang umur tambang nikel maka suplai ore nikel ke smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan minimum kadar 1,5% jangan lagi dengan kadar minimum 1,7%.

“Jadi, untuk memperpanjang umur tambang sebaiknya kadar Ni yang digunakan untuk feeding smelter RKEF diturunkan ke minimal 1.5% Ni, jangan lagi menggunakan kadar minimum 1.7%,” sebut Rizal Kasli melalui surat elektronik kepada nikel.co.id, Rabu, (4/10/2023).

Menurutnya, hal ini berdasarkan data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2022, bahwa cadangan bijih nikel Indonesia saat ini berjumlah 5,03 miliar ton dengan kandungan logam nikel (Ni) 55,06 juta ton.

“Sumber daya bijih nikel 17,34 miliar ton dengan kandungan logam Ni 3,6 juta ton,” ujar alumni Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dia menuturkan, hal ini tentunya berbeda dengan data Kementerian ESDM pada tahun 2020 yang menyatakan total sumber daya bijih nikel mencapai 8,26 miliar ton dengan kadar 1%-2,5%, dan kadar kurang dari 1,7% sebesar 4,33 miliar ton, serta kadar lebih dari 1,7% sebesar 3,93 miliar ton.

Untuk cadangan bijih nikel mencapai 3,65 miliar ton dengan kadar 1%-2,5%, sedang cadangan bijih nikel dengan kadar kurang dari 1,7% sebanyak 1,89 miliar ton dan bijih nikel dengan kadar di atas 1,7% sebesar 1,76 miliar ton.

“Ini tentu akan ada perbedaan dengan data yang dirilis Badan Geologi untuk tahun 2022,” tutur mantan Direktur PT Daya Nusa Kencana.

Rizal Kasli juga memaparkan, mengenai pembagian sumber daya dan cadangan berdasarkan kadar nikelnya.

“Cadangan nikel dengan kadar Ni > 1,7% sebesar 2,38 miliar ton dengan kandungan logam Ni 29,92 juta ton. Berdasarkan kandungan Ni > 1,5% cadangannya 3,35 miliar ton dangan kandungan logam Ni sebesar 40,6 juta ton,” papar mantan Direktur PT Agrabudi Jasa Bersama itu.

Selain itu, dia juga menjelaskan, mengenai jumlah smelter yang ada di Indonesia saat ini. Menurutnya berdasarkan data yang diperolehnya dari Kementerian ESDM, total smelter yang sudah beroperasi sebanyak 37 unit, sedang dalam tahap konstruksi sebanyak 39 unit dan masih tahap perencanaan ada sebanyak 35 unit.

“Sebagian besar merupakan bentuk izin dari Kementerian Perindustrian (IUI) berjumlah 102 unit berupa IUI dan sisanya 9 unit merupakan IUP dari Kementerian ESDM,” jelasnya.

Sehingga, ia melanjutkan, secara keseluruhan smelter yang sudah beroperasi dan berteknologi pirometalurgi (RKEF) saat ini memiliki kapasitas input sekitar 91 juta ton ore nickel.

“Ditambah dengan fasilitas smelter yang sedang dalam tahap konstruksi dan perencanaan, kebutuhan input ore nickel diperkirakan 128,5 juta ton. Sehingga total 219,5 juta ton ore nickel (data : Grand Strategi Minerba, 2022),” lanjutnya.

“Berdasarkan data Badan Geologi dan kebutuhan feeding akan ore nickel maka jika tidak ada upaya eksplorasi maka cadangan ore nikel yang berkadar tinggi >1.7% Ni akan habis dalam 11 tahun,” sambungnya.

Melihat kondisi cadangan nikel tersebut, Rizal Kasli menilai, untuk mengatasi persoalan itu maka pemerintah melalui Kementerian ESDM harus melakukan upaya mempercepat proses lelang wilayah untuk green field area, melakukan eksplorasi lanjutan untuk konversi sumber daya menjadi cadangan.

Selain itu, pemerintah harus menurunkan kadar nikel untuk teknologi RKEF ini ke 1.5% Ni, meningkatkan recovery mining dan konservasi serta melakukan import ore nickel dari Negara lain.

“Langkah lain adalah melakukan moratorium pembangunan smelter dengan teknologi pirometalurgi ini. Hal ini sudah mulai dipertimbangkan oleh pemerintah,” pungkasnya.

Senada dengan Rizal Kasli, Menteri ESDM Arifin Tasrif melalui Panitia Lelang pada beberapa hari lalu mengumumkan Lelang 10 Blok Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) mineral logam dan batu bara yang terdiri dari komoditas nikel, emas, tembaga dan batu bara tahun 2023.

Hal ini dapat dilihat dari laman Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM sejak sekitar tanggal 2 Oktober 2023 ini telah menerbitkan berita Lelang untuk 10 Blok WIUP yang berada di delapan provinsi di Indonesia.

“Yang dilaksanakan dengan penawaran secara tertulis tanpa kehadiran peserta melalui internet secara tertutup (close bidding) pada aplikasi lelang WIUP,” kata Panitia Lelang WIUP dalam pengumuman itu.

Untuk lokasi tempat pelaksanaan lelang yaitu di Ditjen Minerba, Jalan Prof. Dr. Supomo, S.H. No. 10, Jakarta Selatan 12870.

Untuk syarat dan ketentuan lelang yaitu, pelaksanaan lelang dilaksanakan melalui aplikasi Lelang WIUP mineral dan batubara yang dapat diakses melalui situs web: simpel.esdm.go.id (situs akan dibuka satu hari sebelum pendaftaran lelang).

Adapun 10 WIUP Minerba yang dilelang yaitu,

  1. WIUP Blok Waringin Agung, Kec. Bukit Santuai, Kec. Telaga Antang, Kec. Antang Kalang, dan Kec. Tualan Hulu, Kab. Kotawaringin Timur, Prov. Kalimantan Tengah berupa komoditas emas.
  2. WIUP Blok Lolayan, Desa Lolayan Utara dan Lolayan Selatan, Kec. Lolayan, Kab. Bolaang Mongondow, Prov. Sulawesi Utara berupa komoditas emas.
  3. WIUP Blok Wailukum, Desa Maba Sangaji dan Wai Lukum, Kec. Kota Maba, Kab. Halmahera Timur, Prov. Maluku Utara berupa komoditas nikel.
  4. WIUP Blok Gunung Botak, Kec. Namlea, Kec. Teluk Kaiely, dan Kec. Waeapo, Kab. Buru, Prov. Maluku berupa komoditas emas.
  5. WIUP Blok Semidang Lagan, Desa Pagar Gunung, Kec. Semidang Lagan, Kab. Bengkulu Tengah, Prov. Bengkulu berupa komoditas baru bara.
  6. WIUP Blok Brang Rea, Desa Bangkat Monteh, Desa Beru, Desa Lamuntet, Desa Monteng, Desa Seminar Salit, Desa Tepas, dan Desa Tepas Sepakat, Kec. Brang Rea, Kab. Sumbawa Barat, Prov. Nusa Tenggara Barat, berupa komoditas emas.
  7. WIUP Blok Taludaa, Desa Cendana Putih, Desa Ilohuuwa, Desa Inogaluma, Desa Masiaga, Desa Molamahu, Desa Monano, Desa Moodulio, Desa Muara Bone, Desa Permata, Desa Sogitia, Desa Taludaa, Desa Tumbuh Mekar, dan Desa Waluhu, Kec. Bone, Kab. Bone Bolango, Prov. Gorontalo berupa komoditas tembaga.
  8. WIUP Blok Nibung, Desa Sako Suban Kec. Batang Hari Leko, Kab. Musi Banyuasin dan Desa Tebing Tinggi Kec. Nibung, Desa Beringin Makmur II dan Desa Mekarsari, Kec. Rawas Ilir, Kab. Musi Rawas Utara, Prov. Sumatera Selatan, berupa komoditas batu bara.
  9. WIUP Blok Kaf, Desa Sonof Kacepo, Kec. Pulau Gebe, Kab. Halmahera Tengah, Prov. Maluku Utara berupa komoditas nikel.
  10. WIUP Blok Marimoi I, Desa Marimoi dan Desa Bololo, Kec. Wasile Utara, serta Desa Pumlanga, Kec. Maba Utara, Kab. Halmahera Timur, Prov. Maluku Utara, berupa komoditas nikel. (Shiddiq)