NIKEL.CO.ID, 10 JULI 2023 – PT Amman Mineral Internasional Tbk (“Perseroan”) menjadi perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar yang melantai telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah resmi mencatatakan sahamnya pada Jumat, 7 Juli 2023.
PT Amman telah menjadi emiten dengan kode saham AMMN dengan penawaran saham perdana (IPO) sebanyak 6,32 miliar saham biasa atau sebesar 8,8 persen saham ke publik, dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan harga penawaran sebesar Rp1.695 per saham.
IPO PT Amman merupakan yang terbesar di Indonesia di tahun 2023 ini. Perusahaan tambang tembaga ini memiliki nilai penawaran umum perdana saham sebesar Rp 10,73 triliun.
Direktur Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk, Alexander Ramlie menyatakan bahwa Perseroan meyakini prospek usaha pertambangan tembaga akan mengalami tren positif, karena meningkatnya permintaan tembaga di dunia.
“Peningkatan ini terjadi seiring pertumbuhan sektor industri, energi terbarukan, serta kendaraan listrik. AMMN melihat dinamika pasar tersebut sebagai peluang untuk memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia,” kata Alexander dalam keterangan pers yang diterim nikel.co.id, Senin (10/7/2023).
Menurutnya, mengutip pernyataan Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan proyek eksplorasi Elang.
Adapun sebagai penguat pernyataan itu, dapat dilihat dari data cadangan bijih AMMN untuk tambang Batu Hijau dan proyek eksplorasi Elang per tanggal 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.
Kemudian, melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) kini tengah melakukan penambangan Fase 7 dan pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030.
“Perseroan juga akan mempersiapkan proyek eksplorasi Elang untuk memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046,” tuturnya.
Alexander menilai, kinerja perseroan yang prima memiliki potensi yang cerah ke depan dengan cadangan yang melimpah, AMMN juga memiliki keunggulan kompetitif lainnya, adalah salah satu operator penambangan dan pemrosesan tembaga dan emas dengan biaya C1 cash cost terendah di dunia.
“Hal ini ditopang oleh kandungan emas dan perak yang tinggi dari cadangan bijih serta peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional,” kata dia menjelaskan.
Dia juga memaparkan, dalam perdagangan, penjualan bersih meningkat 117,9 persen menjadi US$2,8 miliar per 31 Desember 2022, dari US$1,3 miliar per 31 Desember 2021.
Menurutnya peningkatan ini dikarenakan kenaikan volume penjualan tembaga dan emas sepanjang tahun 2022. Dilihat dari laba hingga akhir 2022 meningkat 242,7 persen menjadi US$1,1 miliar dari US$321 juta per 31 Desember 2021.
Kemudian, dia menguraikan, terkait penggunaan Dana IPO untuk ekspansi melalui perolehan dana dalam IPO, AMMN akan mengalokasikan dana tersebut untuk sejumlah proyek ekspansi.
Pertama, dana sebesar Rp1,79 triliun akan digunakan sebagai penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kedua, dana sebesar Rp3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Ketiga, sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT untuk membiayai pengeluaran modal proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di KSB, Provinsi NTB.
Minat Investor Tinggi
Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, yang merupakan salah satu penjamin pelaksana emisi efek, menyatakan bahwa terjadi kelebihan permintaan atau oversubscription dalam Penawaran Umum Perdana Saham AMMN yang terlihat dari proses penawaran umum yang berlangsung pada 3 Juli – 5 Juli 2023 lalu.
“Minat investor dalam Penjatahan Terpusat (Pooling) juga cukup tinggi, terlihat dari jumlah kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 13,6 kali dengan jumlah investor lebih dari 27.000 orang,” kata Oki dalam keterangan pers, Kamis (6/7/2023).
“Pooling size juga meningkat dari 2,5 persen menjadi 7,5 persen dari seluruh jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO AMMN sebagai dampak dari oversubscription tersebut,” sambungnya.
Kembali, Dirut PT Amman Mineral Internasional Tbk, Alexander merespon dengan menyatakan apresiasinya atas dukungan dari berbagai investor.
“Kami bersyukur atas respon positif berbagai investor baik institusi maupun ritel pada saat masa penawaran awal (bookbuilding) dan juga penawaran umum kepada publik yang berakhir kemarin. IPO ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis perseroan yang berkelanjutan,” kata Alex.
Alex menuturkan, AMMN juga mengadakan Program Opsi Kepemilikan Saham kepada Manajemen (Management Stock Option Plan atau “Program MSOP”) dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya sebesar 602.336.000 saham biasa atas nama atau sebesar 0,83 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO, pada harga pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian dengan mengacu pada ketentuan yang termaktub dalam peraturan Bursa Efek Indonesia.
“Sejumlah sekuritas menjadi penjamin pelaksana emisi efek IPO AMMN yakni PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas,” pungkasnya.
Seperti diketahui, PT AMMN merupakan grup perusahaan yang mengoperasikan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, melalui anak perusahaan AMNT.
Selain melakukan penambangan mineral di tambang Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, AMNT juga melakukan kegiatan pemrosesan bijih menjadi konsentrat tembaga, serta kegiatan eksplorasi di proyek Elang.
Melalui anak perusahaan AMIN, fasilitas smelter dan pemurnian logam mulia juga sedang dibangun dan ditargetkan akan beroperasi di tahun 2024.
Susul Dua Perusahaan Tambang Nikel
Sebelumnya di tahun 2023 ini, dua perusahaan tambang nikel juga telah tercatat melantai di BEI, yaitu PT Trimegah Bangun Persada, Tbk (TBP) dengan kode emiten NCKL dan anak usaha emiten tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk. PT Merdeka Battery Materials (MBM) dengan kode saham MDKA.
Dua perusahaan tambang nikel yang kini telah menjadi emiten di bursa saham menandai sejarah saham di Indonesia semakin cerah, terutama di sektor pertambangan nikel Indonesia.
Tentunya, dua emiten tambang nikel ini akan memperkuat nilai harga nikel di tingkat nasional maupun internasional bersama emiten tambang nikel lainnya yang sudah lebih dulu melantai di bursa saham.
PT Trimegah Bangun Persada, Tbk, (TBP) adalah milik Harita Group yang telah resmi menjadi emiten di BEI dengan kode emiten NCKL pada Rabu, 12 April 2023 melalui Penawaran Umum Perdana atau disebut Initial Public Offering (IPO).
Disebut IPO NCKL (TBP) menjadi yang terbesar ke-3 setelah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan dana Rp 21,9 triliun dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel Rp 18,79 triliun.
Emiten dengan kode NCKL yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih nikel ini menawarkan harga IPO saham Rp 1.220-1.250 per lembarnya. NCKL melepas 12,09 miliar lembar saham atau setara 18% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Sehingga perusahaan akan meraih dana segar sebesar Rp14,75 triliun hingga Rp15,11 triliun dari aksi perusahaan.
Untuk dana IPO itu sendiri, NCKL menggunakannya untuk membayar utang kepada grup dan bank, modal kerja, dan digunakan sebagai dana yang akan dipinjamkan ke anak usaha. Kemudian untuk dana sebesar 27,53 persen dari dana IPO akan digunakan untuk bayar utang.
Perubahan struktur pemegang saham PT TBP setelah IPO menjadi PT Harita Jayaraya (81,18 persen), PT Citra Duta Jaya Makmur (0,82 persen), Masyarakat (17,91 persen), dan ESA (0,09 persen).
Dalam momen bersejarah ini, menurut pemberitaan, Presiden Direktur NCKL, Roy A. Arfandy, menyampaikan saat IPO saham itu, NCKL mendapatkan respons yang sangat positif dari pasar.
Bisa dilihat, selama masa periode penawaran umum dari tanggal 5 sampai 10 April 2023 saham NCKL mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed, sehingga sesuai dengan ketentuan pelaksanaan distribusi saham melalui platform e-IPO porsi alokasi pooling yang dipersyaratkan adalah sebesar 5 persen.
Pihaknya sangat mengapresiasi dan berterima kasih terhadap tingginya antusiasme investor terhadap IPO NCKL.
“Terjadinya oversubscribed merupakan wujud nyata kepercayaan yang diberikan oleh investor terhadap prospek cerah industri pengolahan nikel yang dikelola oleh Perseroan,” kata Roy dikutip dari keterangan pers, Rabu (12/4/2023).
PT TBP dan Entitas Anak memiliki dan mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel laterit aktif yang pertama seluas 4.247 hektar di Kawasi yang dioperasikan oleh NCKL dan 1.277 hektar di Loji yang dioperasikan oleh entitas anak, PT Gane Permai Sentosa. Keduanya terletak di Pulau Obi, Provinsi Maluku Utara dengan total luas kawasan pertambangan Perusahaan sekitar 5.524 hektare.
Saat ini, Entitas Anak Perseroan memiliki dua prospek pertambangan nikel yaitu PT Obi Anugerah Mineral seluas 1.775 hektar dan PT Jikodolong Megah Pertiwi dengan luas 1.885 hektar. Keduanya juga berlokasi di Pulau Obi.
PT Merdeka Battery Materials (MBMA) merupakan perusahaan tambang nikel kedua yang menggoreskan sejarah tahun 2023 sebagai emiten yang resmi mencatatkan saham perdananya atau IPO di BEI pada Selasa, 18 April 2023. Total saham yang dilepas sebanyak 11.549.999.900 dengan harga Rp 795 per lembar.
Dari IPO itu, MBMA yang juga melakukan hilirisasi dalam rantai baterai kendaraan listrik mendapat dana Rp9,2 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp85,9 triliun.
Menurut pemberitaan, IPO MBMA mendapat dukungan dari berbagai investor, intitusi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Tindakan perusahaan dinilai sangat penting dalam mewujudkan visi MBMA sebagai pemain global, yang terintegrasi secara vertikal dalam rantai nilai mineral strategis dan bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.
Menurut MBMA, dana dari IPO tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel. Diantaranya fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) I tahap I dengan kapasitas 60 ribu ton per tahun untuk menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Sisanya digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan perusahaan tambang nikel dengan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel.
Seperti diberitakan, SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel, dengan kadar 1,22 persen Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08 persen Co. Kapasitas produksi tambang SCM diperkirakan akan mencapai 14,6 juta wet metric tonnes pada 2024.
Kemudian, MBMA juga akan menggunakan dana hasil IPO itu untuk melunasi hutang-hutang perusahaan, diantaranya untuk membayar US$300 juta pinjaman, investasi dan modal kerja.
Selebihnya digunakan untuk mengembangkan tahap pertama pabrik High Pressure Acid Extraction (HPAL) berkapasitas 60.000 ton per tahun.
Anak usaha emiten tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) PT Merdeka Battery Materials (MBM) merupakan perusahaan nikel yang dimiliki salah satunya adalah Boy Thohir saudara dari Menteri BUMN Erick Thohir.
Ketika IPO berlangsung dilakukan pelepasan sebanyak 11 saham dengan kisaran harga Rp780 sampai Rp795 per saham, perusahaan mengincar dana sebesar Rp8.750.000.000.000.
Kemudian bila terjadi kelebihan pemesanan atau oversubscribed, MBM akan mengeluarkan Saham Tambahan sebanyak-banyaknya 1,1 miliar saham dengan nilai nominal Rp100.
Sehingga jumlah Penawaran Umum secara keseluruhan adalah sebanyak-banyaknya Rp9.619.500.000.000.
MBM akan menjadi perusahaan pertambangan nikel kedua yang melantai di bursa tahun 2023 ini, setelah PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL), yakni perusahaan konglomerat Harita.
Modal dasar perusahaan MBMA sebanyak 350 miliar saham dengan nilai Rp35 triliun.
Setelah IPO maka susunan pemegang saham terakhir adalah PT Merdeka Energi Nusantara (54,82%), Garibaldi Thohir (12,41%), Huayong International (Hong Kong) Limited (8,45%), Winato Karton (7,05%), PT Prima Langit Nusantara (4,64%) PT Prima Puncak Mulia (4,22%) Hardi Wijaya Liong (3,02%), Philip Suwardi Purnama (2,69%), Edwin Soeryadjaya (2,38%), Agus Superiadi (0,24%), dan Trifena (0,08%).
Dua perusahaan ini, NCKL dan MBMA merupakan perusahaan nikel yang memiliki ambisi untuk meraih dana penawaran umum perdana atau IPO saham bernilai jumbo.
Secara sektoral, MBMA berada di industri yang sama dengan NCKL, namun dilihat dari sisi penggunaan dana hasil IPO, dana IPO untuk keperluan ekspansi lebih besar dicatatkan oleh NCKL dibandingkan MBMA yang lebih banyak untuk keperluan membayar utang.
Ketiga perusahaan tambang itu, nikel dan tembaga sangat dibutuhkan untuk pembuatan baterai listrik, nikel sulfat, tembaga. Keduanya saling berkaitan untuk membentuk rantai pasokan dan ekosistem baterai listrik sebagai program pemerintah dalam hilirisasi.
Dari pencapaian perusahaan tambang baik nikel dan tembaga sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk kebutuhan industri baterai listrik. Sekarang, bagaimana pemerintah itu berkomitmen untuk mengembangkan industri pabrik pembuatan baterai listrik di Indonesia. Sehingga Indonesia mampu menggapai cita-cita menjadi negara produsen baterai listrik terbesar dunia. (Shiddiq)