Beranda Ekonomi Vale dan Huayou Sepakat Pengembangan Proyek HPAL Pomalaa

Vale dan Huayou Sepakat Pengembangan Proyek HPAL Pomalaa

544
0
PT Vale dan Huayou menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Sama (Framework Cooperation Agreement/ FCA) untuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Proyek HPAL Pomalaa), Rabu (27/4/2022).

    PT Vale dan Huayou menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Sama (Framework Cooperation Agreement/ FCA) untuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Proyek HPAL Pomalaa), Rabu (27/4/2022).

NIKEL.CO.ID, 28 April 2022-PT Vale Indonesia Tbk (Vale) bersama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Sama (Framework Cooperation Agreement/ FCA) untuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Proyek HPAL Pomalaa), Rabu (27/4/2022).

FCA ditandatangani oleh Febriany Eddy dan Bernardus Irmanto, masing-masing sebagai CEO dan CFO PT Vale dan Xuehua Chen, Pimpinan Huayou. Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Deshnee Naidoo sebagai Presiden Komisaris PT Vale secara virtual.

Para pihak pada prinsipnya telah menyepakati hal-hal pokok terkait dengan Proyek HPAL Pomalaa. Bunyi kesepakatan itu, pertama, Huayou akan membangun dan melaksanakan Proyek HPAL Pomalaa, dan Vale akan memiliki hak untuk mengakuisisi hingga 30% saham Proyek HPAL Pomalaa tersebut.

Kedua, Proyek HPAL Pomalaa akan mengadopsi dan menerapkan proses, teknologi, dan konfigurasi HPAL Huayou yang telah teruji untuk memproses bijih limonit dan bijih saprolit kadar rendah dari tambang Vale di Pomalaa. Proyek HPAL Pomalaa ini menghasilkan MHP dengan potensi kapasitas produksi mencapai 120.000 metrik ton nikel per tahun.

Ketiga, kedua perusahaan akan bekerja sama untuk meminimalkan jejak karbon proyek. Selanjutnya para pihak sepakat untuk tidak menggunakan pembangkit listrik tenaga batubara captive sebagai sumber listrik dalam bentuk apapun untuk pengoperasian Proyek HPAL Pomalaa.

Sejak FCA ditandatangani,  para pihak selanjutnya akan menandatangani perjanjian-perjanjian definitif tidak lebih dari jangka waktu enam bulan setelah penandatanganan FCA ini.

Beberapa konstruksi yang telah dimulai melalui kegiatan pendahuluan yang dilakukan Vale akan tetap berjalan, bahkan dipercepat dengan adanya kesepakatan ini dengan tujuan untuk menyelesaikan pembangunan dalam periode tiga tahun.

“Kami menghargai bahwa mitra kami datang dengan agenda rendah karbon, bukan untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara. FCA ini merupakan bukti keselarasan komitmen keberlanjutan kami yang sangat penting bagi PT Vale,” kata Febriani melalui siaran pers yang diterima Nikel.co.id, Kamis (28/4/2022)

Febriani mengatakan bahwa Huayou telah membuktikan rekam jejaknya dalam konstruksi dan operasi HPAL di Indonesia. Dia yakin bahwa kedua pihak dapat menjadi pelengkap yang baik satu sama lain.

Pernyataan Febriani diamini Deshnee Naidoo. “Ini merupakan tonggak penting yang mencerminkan komitmen jangka panjang kami untuk mengembangkan sumber daya nikel Indonesia yang berkelas dunia,” kata Deshnee.

PT Vale, menurut Deshnee, berkomitmen untuk memperluas operasi di Indonesia dan mendukung masa depan negeri yang berkelanjutan sebagai perusahaan pertambangan yang terpercaya dan bertanggung jawab, menciptakan nilai dan peluang pada masyarakat di mana Vale beroperasi. (Varrel)

 

 

Artikulli paraprakHarga Nikel Menguat, Ironisnya Permintaan Lambat
Artikulli tjetërHarga Nikel masih Ditekan Coronavirus Disease di China