NIKEL.CO.ID, 20 MARET 2023 – Kepala Pusat Studi Material Maju (Kapus Materials-X) atau Center of Excellence for Advanced Materaials Universitas Pertamina, Gede Widia Pratama Adhyaksa, Ph.D, mengatakan, PT Pertamina Tbk.,fokus di hilir melakukan pengembangan baterai untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik melalui pembentukan konsorsium Indonesia Battery Corporation (IBC).
Gede Widia Pratama menyampaikan, ekspansi Pertamina ke industri nikel hanya berupa konsorsium dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik motor maupun mobil.
“Sejauh ini masih fokus ke konsorsium kami di IBC (Indonesia Battery Corporation) untuk pengembangan industri baterai listrik dalam negeri guna mendukung ekosistem kendaraan listrik,” kata Gede Widia Pratama melalui surat elektronik kepada nikel.co.id, Senin (20/3/2023).
Gede Widia Pratama menegaskan, peran kerja sama Pertamina di konsorsium IBC tidak berada di hulu, melainkan lebih ke hilir.
“Peran kami kalau di industri hilir. Meski secara bisnis kami di hilir tidak boleh terlibat. Tapi proses kajian dan transfer teknologi serta fasilitas pendukungnya yang terintegrasi. Unit bisnis kami ada yang ke arah hilirisasi nikel untuk pabrik baterai mobil atau motor listrik,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Pertamina menyerahkan peranannya kepada pihak IBC yang merupakan konsorsium dari berbagai perusahaan.
“IBC itu konsorsium beberapa perusahaan BUMN yang diamanahkan khusus untuk mengembangkan ekosistem batrei kendaraan listrik serta seluruh fasilitas terkait pendukungnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, Pertamina merupakan pemegang saham terbesar dari konsorsium IBC tersebut sehingga otomatis Pertamina adalah pimpinan perusahaan dari IBC.
“Konsorsium ini dipimpin sahamnya mayoritas oleh Pertamina Persero,” tambahnya.
Gede Widia Pratama menuturkan, Pertamina sebagai perusahaan pastinya menginginkan agar IBC mampu memberikan keuntungan dan peningkatan nilai bagi perusahaan.
“Mengingat kami adalah perusahaan yang berorientasi profit, maka IBC pun disinergikan agar bisa mendukung aktifitas bisnis Pertamina dan mencari peluang-peluang untuk meningkatkan revenue perusahaan,” tuturnya.
Menurutnya, pemegang saham terbesar di IBC bukan hanya Pertamina saja melainkan juga berbagai perusahaan BUMN lainnya.
“Posisi Pertamina di IBC adalah salah satu pemegang saham bersama dengan BUMN lain, seperti PT ANTAM Tbk, dan PT PLN Persero,” imbuhnya.
Pertamina mempunyai target dalam pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik diharapkan pada 2023 sudah ada produk baterai buatan dalam negeri 100%.
“Targetnya adalah tahun 2030 kita sudah ada batrei listrik 100% buatan dalam negeri,” cetusnya.
Kemudian, Gede Widia Pratama mengungkapkan bahwa Pertamina bersama PLN juga turut serta membangun infrastruktur untuk stasiun pengisian listrik untuk kendaraan listrik.
“Statiun pengisian listrik juga lewat infrastruktur yang disinergikan dengan rencana strategis PLN,” ungkapnya.
Untuk energi daya listrik, kata dia, Pertamina bersama PLN telah mempersiapkan pasokannya ke berbagai stasiun pengisian listrik umum dengan energi baru dan terbarukan.
“Dan supply yang berasal dari energi terbarukan bersama Pertamina Power Indonesia,” tuturnya.
Terakhir, ia memaparkan bahwa Pusat Studi Material Maju (Materials-X) di Universitas Pertamina juga ikut berkontribusi membantu BUMN pertambangan.
“Dalam meningkatkan nilai tambah industri hilir nikel menjadi produk bahan baku preKursor untuk baterai kendaraan listrik,” pungkasnya. (Shiddiq)