President Direktur Prestige Motocars, Rudy Salim
NIKEL.CO.ID – Program Pemerintah Indonesia tentang baterai yang akan digunakan untuk menggerakkan kendaraan listrik mendapat tanggapan dari Presiden Direktur Prestige Motocars, Rudy Salim. Menurutnya, jika baterai sudah diproduksi di Indonesia, bukan berarti harga mobil listrik bisa turun. Karena, saat ini perusahaan otomotif mengunakan baterai dari negara Asia lainnya.
Rudy menilai, jika Indonesia bisa menjual mobil listrik lebih murah, maka harga mobil bisa turun. Tapi, Pemerintah Indonesia juga memikirkan biaya produksi, investasi, dan keuntungan.
“Jadi, walaupun baterai bisa diproduksi di Indonesia, bukan berarti harga mobil bisa turun. Karena Indonesia juga perlu untung, dan produsen otomotif juga harus untung. Kecuali kita bisa menekan harga lebih bawah dibandingkan harga negara lain,” kata Rudy.
Rudy berharap tahun depan ada produk mobil listrik yang harganya di bawah Rp 400 juta, mungkin kisaran Rp 300 jutaan.
“Mungkin di kuartal I atau II tahun depan kita akan coba masukkan, dan semoga bisa jadi mobil listrik massal. Mobil listrik dengan kapasitas empat penumpang. Mudah-mudahan bisa lebih diterima masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Pengamat Otomotif, Munawar Chalil mengatakan, jika bicara mobil listrik, memang harus ada keseriusan dari pemerintah. Tidak apa-apa pemerintah sedikit memaksa demi tujuan yang lebih baik. Karena kita ingin menyelamatkan bumi. Misalnya, dengan mengeluarkan aturan-aturan yang sedikit memaksa supaya konsumen pindah ke mobil listrik.
Kemudian, lanjut Munawar, selain memberikan insentif, pemerintah juga sedikit memaksa supaya produsen memproduksi mobil-mobil listrik yang harga jualnya lebih terjangkau.
“Teknisnya, bisa dibahas antara para produsen dan pemerintah untuk mencari kompromi terbaik. Itu yang pertama. Jadi, harus ada rule of games-nya dulu. Kedua, adalah mengedukasi publik betapa pentingnya menggunakan mobil listrik mulai dari sekarang untuk masa depan kita,” papar Munawar.
Kendati demikian, menurut Munawar, ketika mobil listrik sudah diproduksi, belum tentu masyarakat happy. Selama orang masih bisa mengisi bensin, solar dengan mudah dan cepat dengan harga terjangkau. Mobil listrik ini juga banyak sekali mitosnya di masyarakat. Mulai dari biaya pengoperasiannya, hingga jika kendaraan tabrakan riskan terbakar.
“Karena itu, edukasi-edukasi kelebihan tentang mobil listrik harus disosialisasikan ke publik. Jika kita sudah sepakat dengan pemerintah, harus ada aturan yang mengikat. Bila perlu agak memaksa,” kata Munawar. (Fia/Herkis/Rief)