NIKEL.CO.ID, 02 November 2022—Pada perdagangan di awal November harga nikel lebih signifikan dibandingkan perdagangan bulan lalu. Terpantau melalui Bursa Logam Dunia (LME) Pada Rabu, (2/10/2022) dibuka di US$22.700 per ton. Sementara sesi penutupan kemarin harga nikel ditutup di US$25,345 per ton.
Menurut data Tranding Economics, kontrak berjangka nikel di tutup di US$ 23.513 per tonya, dan harga tertinggi harianya di 54.050 ribu rupiah, sedangkan harga terendahnya di 37.305 ribu rupiah.
Namun di tengah harga nikel yang aman, tidak konkrik dengan dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah pada perdagangan awal November ini, membuat para trader mempertimbangkan yang kemungkinan Federal Reserve akan memberikan sinyal jalur pengetaan suku bunga yang kurang agresif. Dan di tengah dolar yang melemah kabar untuk komoditas nikel naik 3,39%.
Sementara Shanghai melaporkan logam dasar LME dan SHEF nikel pada sisi penawaran, pedagang mulai mengutip harga nikel murni spot di atas nikel SHFE kemarin, dan premi naik di tengah melonjaknya harga berjangka di awal perdagangan. Akibat kerugian impor nikel murni luar negeri dan permintaan hilir yang melemah, volume bea cukai minggu ini akan rendah.
Dalam hal Nikel Pig Iron (NPI), pabrik NPI mengirimkan barangnya secara normal, dan beberapa pabrik telah menandatangani pesanan yang akan dikirimkan pada Desember. Meredanya tekanan persediaan membuat harga bijih nikel naik.
Harga NPI tetap kuat di tengah ketatnya pasokan. Di sisi permintaan, menurut penelitian SMM, harga spot gulungan cold-rolled 133 cm Yongjin #304 133 cm turun sekitar 300 yuan/mt, dan gulungan cold-rolled 167cm turun lebih banyak lagi.
Perusahaan hilir tidak dapat menerima harga tinggi saat ini dari baja tahan karat spot.
Dalam hal paduan, pesanan produsen paduan sipil relatif sedikit pada Oktober, sedangkan perusahaan paduan militer tidak berkurang. Secara umum, permintaan hilir secara keseluruhan melemah, yang mungkin tidak menopang harga nikel secara kuat. (Fia)