Beranda Korporasi Menko Airlangga Meminta PT Vale dan Huayou Percepat Proyek Smelter Nikel di...

Menko Airlangga Meminta PT Vale dan Huayou Percepat Proyek Smelter Nikel di Blok Pomalaa

908
0
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartato saat melakukan pertemuan dengan CEO PT Vale Febriany Eddy serta manajemen Huayou Zhejiang Cobalt yang dihadiri Vice Chairman Fang Qixue.

NIKEL.CO.ID, 22 Juni 2022-Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartato meminta PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan mitra kerjanya Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) melanjutkan dan mempercepat pengembangan proyek smelter nikel di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Hal itu disampaikan Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartato saat melakukan pertemuan dengan Direksi PT Vale bersama partnernya Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou) di Jakarta, Senin (20/6/2022).

Dalam pertemuan tersebut, CEO PT Vale Febriany Eddy didampingi Komisaris Independen PT Vale Raden Sukhyar bersama jajarannya, serta manajemen Huayou Zhejiang Cobalt Company Limited (Huayou) yang dihadiri oleh Vice Chairman Fang Qixue. Sementara Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartato didampingi Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo, dan Staf Khusus Menteri Bidang Pengembangan Industri dan Kawasan, I Gusti Putu Suryawirawan.

Pihak PT Vale menyampaikan apresiasi atas dukungan yang telah diberikan selama ini, serta menyampaikan perkembangan investasi di Blok Pomalaa kepada Menko Airlangga. Sementara Fang Qixue menyampaikan, jika  Chairman Chen dari Huayou bersama CEO PT Vale Febriany telah mengunjungi secara langsung area proyek Pomalaa beberapa waktu lalu.

Huayou dan PT Vale memiliki filosofi yang sama, utamanya mengenai komitmen praktik bisnis yang berkelanjutan, mengutamakan pengelolaan lingkungan, sosial dan tata kelola yang terbaik (“ESG”), dan spesifik untuk proyek di Pomalaa ini. Keduanya bersepakat untuk menerapkan standard ESG kelas dunia.

Investasi untuk proyek ini sangat besar mendekati US$ 5 miliar, sehingga memerlukan dukungan kuat dari pemerintah berupa kepastian investasi, utamanya terkait perijinan.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Airlangga banyak menanyakan bagaimana progress pengembangan proyek PT Vale, tidak saja di Blok Pomalaa namun juga di Blok Bahodopi.

“Berapa lama proyek ini akan selesai. Dukungan apa yang dibutuhkan dari Kemenko Perekonomian, khususnya area yang akan masuk dalam Proyek Strategi Nasional (PSN),“ tanya Menko Airlangga.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa pihaknya banyak mengetahui perkembangan proyek nikel di Indonesia. Menurutnya, peluang pengembangannya nikel di Tanah Air sangat baik serta meminta PT Vale dan Huayo agar pekerjaan yang sudah dimulai untuk proyek ini dapat dilanjutkan dan dipercepat.

CEO PT Vale Febriany Eddy menjelaskan perkembangan terkini dari rencana perseroan untuk membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

“Jika rencana pengembangan di Blok Pomalaa sesuai kesepakatan dengan Huayou, maka akan mengadopsi dan menerapkan proses  teknologi dan konfigurasi High Pressure Acid Leaching (HPAL). Teknologi ini telah teruji untuk memproses bijih kadar rendah, untuk menghasilkan produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi mencapai 120 ribu metrik ton nikel per tahun,” jelas Febriany.

Dalam proyek ini, PT Vale dan Huayou sepakat untuk menjaga kualitas dan mengoptimasi pemanfaatan bijih nikel kadar rendah atau limonit, sehingga prinsip konservasi mineralnya bisa dipastikan akan terjaga dengan baik. Hal ini selaras dengan komitmen perseroan pada keberlanjutan. Saat ini serangkaian kegiatan untuk proyek ini sedang berjalan.

“Pada kerja sama ini kami berkomitmen untuk meminimalkan jejak karbon proyek. Makanya di Blok Pomalaa nantinya tidak akan ada penggunaan batubara, itu sudah menjadi komitmen dekarbonisasi,” tuturnya.

Febriany berharap dukungan dari Kemenko Perekonomian agar proses pembangunan proyek PT Vale di Blok Pomala bisa berjalan dengan baik.  Dia juga memohon dukungan agar proses negosiasi Kontrak Karya (KK) PT Vale dapat berjalan dengan baik. PT Vale akan fokus untuk menjalankan komitmen dan kewajiban-kewajiban perseroan.

Sebelumnya, Chairman Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited Chen Xuehua (Chairman Chen) bersama CEO PT Vale Febriany Eddy bertemu dengan Bupati Kolaka Ahmad Safei. Mereka juga mengunjungi lokasi proyek, di antaranya pelabuhan, area penambangan, dan rencana area HPAL Plant, pada 9 Juni 2022.

Chairman Chen dan rombongan secara khusus terbang dari Zhejiang, China, dan mendarat di Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Pada kunjungan ini, PT Vale dan Huayou kembali mempertebal komitmen dan soliditas, agar proyek di Blok Pomalaa segera terealisasi, dan beroperasi dengan semangat keberlanjutan. Bupati Kolaka Ahmad Safei pun menyampaikan dukungan untuk memastikan kelancaran investasi ini. (Syarif)

 

Artikulli paraprakKasal Yudo Margono Meminta APNI untuk Kerja Sama dengan Angkatan Laut
Artikulli tjetërMahasiswa dan Masyarakat Pulau Gebe Menolak Aktivitas Pertambangan PT Smart Marsindo