Beranda Februari 2024 ESDM: 2024 Hyundai Produksi Baterai NMC Pertama di Indonesia

ESDM: 2024 Hyundai Produksi Baterai NMC Pertama di Indonesia

2001
0
Stafsus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Cahayana Wirakusumah saat ditemui MNI/nikel.co.id di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (21/2/2024). Dokumentasi MNI

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Cahayana Wirakusumah, mengatakan, Hyundai merupakan pabrik pack baterai mobil listrik pertama di Indonesia yang menggunakan bahan baku nickel, manganese, cobalt (NMC).

“Untuk packing mobil iya, kalau motor sudah ada beberapa pack. Packer ya istilahnya,” kata Agus ketika ditemui nikel.co.id di Kantor Kementerian ESDM di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Menurutnya, untuk satu unit mobil dibutuhkan sebuah baterai dari NMC yang cukup besar volume materialnya.

“Jadi bisa sepertiga dari berat mobil. Jadi kalau satu ton (berat) mobil maka ditambah dengan berat baterainya itu sendiri,” ujarnya.

Dia menjelaskan, program hilirisasi untuk nilai tambah komoditas nikel menjadi produk jadi (end product) sebenarnya sudah berjalan terutama di hulu prosesnya sudah tercapai hingga sekarang.

“Sebenarnya kalau kita lihat dari rangkaian prosesnya dari hulu kemudian menjadi nikel kobalt, nikel sulfat, kemudian menjadi nitrat kemudian menjadi prekursor hingga menjadi sel baterai,” jelasnya.

“Di hulunya sudah jadi sudah banyak perusahaan-perusahaan yang menggunakan proses teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL). Tinggal di hilir sebentar lagi ada Hyundai,” sambungnya.

Ia menegaskan, tahun ini pabrik mobil Hyundai akan diresmikan di Indonesia yang akan memproduksi pabrik baterai pack nikel. Namun untuk mencapai end product secara keseluruhan menjadi battery pack belum sepenuhnya tercapai karena masih ada kekosongan ditengah sektor antara hulu dan hilir yakni pabrik sel baterai dan prekursor maka pemenuhan bahan prekursor dan sel baterai tersebut masih diimpor saat ini.

“Itu lagi kita usahakan (pembangunan pabrik sel baterai dan prekursor) semua supaya ada investasi,” tegasnya.

Untuk rencana investasi pabrik baterai sel dan prekursor, Agus memaparkan, perencanaan untuk investasi pembangunan pabrik baterai sel dan prekursor sudah ada dilakukan oleh perusahaan plat merah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Ada dari Indonesia Battery Corporation (IBC) perusahaan plat merah,” pungkasnya. (Shiddiq)