
NIKEL.CO.ID, 28 AGUSTUS 2028- Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey mengungkapkan kepastian jumlah cadangan bijih nikel harus dibuktikan dengan data eksplorasi detail. Kegiatan produksi harus diawali dengan kegiatan eksplorasi tambang.
Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi terkait kondisi geologi untuk menemukan dan memperkirakan cadangan mineral di wilayah kerja tertentu.
Kegiatan eksplorasi pada perusahaan pertambangan dilakukan untuk mengembangkan potensi mineral tertentu. Selain itu, dari eksplorasi ini data jumlah cadangan bijih nikel dapat diketahui.
“Sedangkan kalau kita bisa hitung, dari 330 IUP nikel yang saat ini aktif, yang saat ini clean ya, dalam hal clear. Nah baru melakukan kegiatan eksplorasi detail sampai spasi 25 itu baru PT Vale dan PT Antam,” ujar Meidy Katrin dalam program Mining Zone CNBC, yang tayang pada Jumat (25/8/2023).
Dirinya menilai, dari total luas 880 ribu hektar lebih lahan nikel di Indonesia masih banyak areal yang belum dilakukan kegiatan eksplorasi. Di Indonesia timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara sampe Papua, Papua Barat, itu masih banyak areal yang belum dilalukan kegiatan eksplorasi.
“Untuk IUP IUP yang lain, junior mining yang lain, dari total area mungkin baru 20 atau 30 persen, yang dilakukan eksplorasi,” terangnya.
Menurutnya untuk melakukan kegiatan eksplorasi itu dibutuhkan cost yang tinggi. Lalu, kemudian untuk kapasitas produksi mungkin 20 tahun yang akan datang.
“Mungkin 20 tahun yang akan datang. 30 tahun yang akan datang, ya what for ya, kita mau invest eksplorasi tapi investasi yang lama. Ya kita ekplorasi dulu yang akan kita produksi. At least untuk 5 tahun atau 10 tahun kedepan,” katanya.
Selain itu, Meidy menegaskan jika potensi cadangan bijih nikel masih sangat bisa terjadi di wilayah wilayah selain wilayah pertambangan nikel yang ada saat ini.
“Sebenarnya kalau kita melihat ke Papua, Papua Barat, itu ada loh. potensi cadangannya. Papua Barat? di beberapa daerah seperti di daerah Sarmi kemudian di daerah Wageo, kemudian di daerah Papua Barat ya. Itu adalah wilaya wilayah yang sebenernya sudah ada IUP juga ya di sana,” ungkapnya.
Di Wageo, ia mencontohkan, itu sudah ada dua perusahaan yang telah melakukan kegiatan produksi. Salah satu perusahaan tersebut ialah PT Garnikel milik PT Antam. Letak wilayah daerah tersebut ialah di Karwei. Selain itu, ada pula PT Karwei Sejahtera yang saat ini sedang atau telah melakukan kegiatan produksi.
Meidy lantas menegaskan bahwa potensi jumlah cadangan nikel di daerah tersebut sangat luar biasa. Akan tetapi hal tersebut juga harus dibarengi dari sisi topografinya yang seperti apa dan bagaimana.Dari segi arealnya bagaimana serta fasilitas infrastruktur seperti apa?.
“Nah dalam melakukan kegiatan produksi itu bukan hanya semata mata kita melihat, oh ada cadangan,” ujar Meidy.
Karena itu, lanjut dia, pihaknya juga sangat butuh bantuan dari pemerintah. Dalam hal ini, memberikan dukungan kepada pengusaha untuk melakukan kegiatan produksi.
“Jangankan produksi, kita bicarakan eksplorasi, dulu ya. Sehingga dibuka areal baru, untuk mendukung investasi ya,” tuturnya. (Lili Handayani)