Beranda Berita Nasional Harga Nikel Global Melemah, di Antara Penyebabnya Indonesia Turunkan Biaya Produksi

Harga Nikel Global Melemah, di Antara Penyebabnya Indonesia Turunkan Biaya Produksi

3246
0

NIKEL.CO.ID, 25 MEI 2023 – Harga nikel dunia melemah diakibatkan Indonesia sebagai negara produsen utama nikel meningkatkan pasokan dan menurunkan biaya produksi di tengah tingginya perkiraan pasokan nikel global. 

Di bursa perdagangan komoditas nikel London Metal Exchange (LME) pada Rabu (24/5/2023) kemarin, terlihat komoditas nikel mengalami penurunan sebesar 1,26% atau sebesar US$20.782, 50 per ton pada penutupan perdagangan. 

Seperti dikutip dataindonesia “Pasokan Global Berpotensi Terus Meningkat, Harga Nikel Melemah” yang mengatakan pelemahan itu melanjutkan perdagangan sehari sebelumnya yang terkoreksi 1,71% pada 23 Mei 2023. Harga nikel tampak melemah setelah berada di kisaran US$20.723,50 per ton – US$21.221,50 per ton. 

Dalam perjalanannya selama satu tahun belakangan, komoditas harga nikel mengalami penurunan drastis di kisaran 30,48%. Sehingga dalam setahun terakhir ini, harga komoditas nikel telah merosot di kisaran 25,06%.

Seperti dilansir Reuters, Kepala Penelitian Bahan Dasar dan Teknik di China International Capital Corporation (CICC), Chen Yan mengatakan, Indonesia adalah pemasok 38% dari pasokan nikel global pada 2021, yang direncanakan akan melipatgandakan kapasitas nikelnya menjadi 1,2 juta ton pada 2021-2025. 

“Rencana kapasitas tambahan Indonesia itu akan secara signifikan meringankan kemacetan pasokan nikel sulfat dalam jangka waktu tiga tahun ke depan,” kata Chen. 

Sekedar informasi, Indonesia memproduksi produk setengah jadi, yakni Nickel Pig Iron (NPI), nickel matte, dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang digunakan dalam produksi nikel sulfat untuk membuat baterai lithium-ion.

Sementara, analis CRU Group yang berbasis di Shanghai, Ellie Wang, mengatakan, pertumbuhan produksi yang melampaui batas permintaan itu akan mengakibatkan patokan kontrak nikel selama tiga bulan di LME akan menurun. 

“Diperkirakan penurunan itu sebesar 7,5% menjadi US$23.741,00 ton di tahun ini (2023) menjadi US$23.741,00 per ton dan akan anjlok dibawah US$20.000,00 per ton pada 2024,” kata Wang. 

Wang juga memprediksi, Indonesia akan meningkat pasokan MHP-nya sebesar empat kali lipat menjadi 600.000 ton pada 2022 – 2027. Sedangkan untuk NPI diperkirakan meningkat 201.800 ton pada 2025 dari sebelumnya sebesar 114.700 ton 2022.

Shanghai Metal Market (SMM) juga mengabarkan, untuk produksi nikel olahan secara global diprediksi meningkat sebesar 99.800 ton pada 2025 yang sebelumnya hanya 83.400 ton tahun 2022.

Sepekan terakhir, harga nikel juga mengalami pelemahan yang tampak dalam perdagangan LME turun 1,88% atau sebesar US$20.932,50 per ton dalam penutupan pada Kamis (19/5/2023). 

Sebelumnya, harga nikel berada dikisaran US$20.919,00 per ton hingga US$21.415,50 per ton. Padahal sehari sebelumnya harga nikel mengalami kenaikan sebesar 1%. 

Di negara China pun, harga nikel berada di kisaran rendah. SMM juga menyebutkan, hal ini karena perdagangan terjadi ditengah resesi ekonomi sementara jumlah pasokan terus meningkat. 

Alasan lain, melemahnya harga nikel secara global disebabkan rencana Uni Eropa (UE) untuk memenuhi target ambisius dalam rangka mengurangi ketergantungannya pada China dan negara-negara lain untuk bahan-bahan penting dengan pembiayaan yang ditingkatkan secara cepat dan perizinan yang dipercepat. 

Dalam Undang-Undang Bahan Baku Kritis UE, yang belum berlaku, blok tersebut telah menetapkan target 2030 untuk mineral yang dibutuhkan dalam rangka transisi hijaunya, 10% dari kebutuhan tahunan di tambang, 15% didaur ulang, dan 40% diproses di Eropa. 

Adapun permintaan 34 bahan baku termasuk tembaga, nikel dan logam tanah cukup jarang diprediksi akan meningkat tajam. Namun, Komisi Eropa memperkirakan bahwa UE akan membutuhkan lithium 18 kali lebih banyak pada 2030 dibandingkan pada 2020 dan kobalt lima kali lebih banyak.

Selain itu, adanya rencana LME yang meminta perusahaan gudang untuk melakukan pemeriksaan tambahan pada stok nikel yang dijamin menyusul penyimpangan awal tahun ini. 

Tes tersebut termasuk menggunakan magnet dan detektor logam, serta “pemeriksaan sentuh” yang melibatkan pekerja gudang yang meraba bagian luar tas untuk memverifikasi bahwa bahan di dalamnya memiliki ukuran dan bentuk yang sesuai. 

Selanjutnya, di bursa juga meminta gudang untuk menimbang kantong nikel saat dikirim keluar dari sistem LME.

Terakhir, adanya rencana Indonesia untuk meningkatkan daya tawar komoditas mineralnya di pasar global melalui pengendalian ekspor dan pembentukan Indonesia Nikel Prize Indeks (INPI).

Adapun perusahaan-perusahaan tambang di Indonesia yang melakukan pengurangan biaya produksi, diantaranya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sehingga menjadi salah satu produsen feronikel berbiaya paling rendah di dunia. 

Dalam catatan laporan keuangan PT ANTAM dilihat sejak 2015 -2016, berhasil menurunkan biaya tunai dari US$4,31 per pon tahun 2015 menjadi US$3,39 per pon tahun 2016 sehingga dapat menghemat biaya sebesar 21%.

Angka ini jauh lebih rendah dari rata-rata cash cost produsen feronikel dunia yang mencapai USD4,82 per pon berdasarkan studi oleh Wood Mackenzie. Dimana Antam dikenal sebagai produsen feronikel berbiaya terendah kedua di dunia tahun 2016.

Upaya-upaya efisiensi yang dilakukan Antam di antaranya penghematan bahan pembantu pabrik, efisiensi penggunaan bahan bakar dan penggunaan material yang dibuat produsen lokal.

Sementara per Maret 2023, kinerja operasi ANTAM meningkat di sepanjang Januari 2023. Produksi unaudited feronikel ANTM tercatat sebesar 2.113 ton nikel dalam feronikel (TNi).

Jumlah ini tumbuh 28% dari capaian periode yang sama pada Januari 2022 atau secara year-on-year (YoY). Sementara penjualan unaudited produk feronikel pada bulan Januari 2023 mencapai 2.013 TNi.

Untuk produk bijih nikel, pada bulan Januari 2023, total produksi bijih nikel unaudited ANTM mencapai 1,06 juta wet metric ton (wmt), tumbuh 16% secara YoY. Capaian volume penjualan bijih nikel unaudited mencapai 1,08 juta wmt pada Januari 2023, tumbuh lebih dari 80% YoY.

Ke depan, segmen nikel ANTM diperkirakan akan bertumbuh. Pada semester kedua tahun 2023, Pabrik Feronikel ANTM di Halmahera Timur, Maluku Utara direncanakan memulai fase operasi produksi. Hal ini akan memperkuat kapasitas lini produksi pabrik feronikel eksisting ANTM yang saat ini beroperasi di Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Selain itu, perusahaan tambang nikel nasional Indonesia, PT Trimegah Bangun Persada Tbk, (TBP/NCKL) mampu meraih laba bersih sebesar Rp4,7 triliun dalam pembukuan laba bersih tahun 2022.

“Laba bersih entitas induk naik berasal dari adanya kenaikan laba entitas asosiasi sebesar Rp2,9 triliun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp715 miliar dan adanya kenaikan pendapatan usaha di tahun 2022 sebesar 16,3% menjadi Rp9,6 triliun dibandingkan dengan Rp8,2 triliun di tahun 2021,” ujar Franssoka dalam keterangan pers yang diterima nikel.co.id, Rabu (17/5/2023). 

Menurutnya, peningkatan pendapatan laba bersih perusahaan dalam pembukuan 2022 terjadi terutama didorong oleh adanya peningkatan volume di perusahaan dan entitas anak usaha Harita. 

Hal ini tercermin dari rasio biaya operasi ke pendapatan perusahaan di tahun 2022 berhasil diturunkan dari 11,590% menjadi 7,2%.

“Dengan biaya operasi sebesar Rp947,0 miliar turun menjadi Rp691,7 miliar di tahun 2022,” ujarnya. (Shiddiq)